Ramalan - Selain visinya yang mengerikan tentang kekacauan global, Edgar Cayce dari Amerika meramalkan akan berakhirnya peradaban yang dikenal sekarang, yang ditandai perang antara kebaikan dan kejahatan.
Selama ini, Edgar Cayce (1877-1945) dikenal sebagai salah satu peramal Amerika yang paling berbakat. Cayce yang pernah mendapat julukan “nabi yang tidur” ini menggunakan kemampuan supernormalnya untuk menolong “orang sakit”.
Ia juga memperingatkan tentang perubahan dan bencana yang akan dialami oleh planet kita pada akhir zaman.
Cayce dilahirkan di pedesaan Hopkinsville. Sebelum menjadi terkenal, Cayce pernah menjalani kehidupan yang keras sebagai anak petani.
Ia sangat tekun mempelajari Alkitab, ke mana saja ia pergi selalu membawa kitab suci itu, dan mengambil kesempatan untuk membacanya.
Sebagai anak-anak, ia senang sekali mendapatkan bahwa dia bisa tidur di atas buku pelajaran dan menyerap informasi yang ada di dalamnya. Tetapi dengan berlalunya waktu keahlian ini lenyap, dan dia meninggalkan bangku sekolah saat kelas enam.
Dia bekerja serabutan di perladangan, di toko sepatu, di toko buku; menjadi salesman; dan menjadi juru potret.
Bertemu Seorang Dewi
Saat berusia 13 tahun, suatu hari Cayce sedang duduk di bawah pohon membaca Alkitab, tiba-tiba ia tersentak oleh perasaan bahwa ia tidak sendirian.
Melihat ke atas, ia melihat sosok seseorang wanita di depannya dan menyadari bahwa wanita itu adalah seorang dewi.
“Doamu telah didengar,” dewi itu berkata. “Katakan apa yang paling kamu inginkan, sehingga aku dapat memberikannya padamu.”
Setelah beberapa menit merasa bengong, pria muda ini menjawab: “Saya ingin menolong orang lain, terutama anak-anak saat mereka sakit.”
Bersamaan dengan itu, sosok bercahaya itu lenyap. Setelah pertemuan yang singkat dengan dewi itu, ia memiliki kekuatan yang luar biasa sepanjang hidupnya.
Sejak saat itu dan seterusnya, dia sering membantu orang mendapatkan kembali kesehatannya, dan memulai debutnya yang sesungguhnya sebagai peramal, serta mendapatkan kemasyhuran untuk ketepatan ramalannya, yang datang kepadanya ketika dia berada dalam keadaan tidak sadar.
Sebagian dari ramalan itu tidak diungkapkan dan hanya diceritakan secara terbatas kepada kerabat dekat tidak lama sebelum peramal besar ini meninggal di Roanoke, Virginia, pada tanggal 5 Januari 1945 –tepat pada tanggal yang diramalkannya empat tahun sebelumnya.
Cayce meramalkan Perang Dunia I dan II, keruntuhan pasar saham tahun 1929, kemerdekaan India, dan 15 tahun sebelum terjadinya, berdirinya negara Israel.
Tetapi seperti kasus Nostradamus dan Santo Yohanes, Cayce terutama mempunyai fokus yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang baru terjadi pada akhir abad ke-20.
Dunia masih menunggu pemenuhan ramalannya yang paling mengerikan: gempa bumi berturut-turut yang mendatangkan kebinasaan dan akan memecah benua-benua serta mengubah peta dunia pada masa mendatang.
Kekalutan Geologis
Selama kehidupannya, Cayce telah banyak mendapatkan visi kejadian di masa mendatang. Ramalan-ramalannya ini memberikan pandangan yang menakutkan tentang kekacauan alam dan perang yang akan mengguncang dunia di sekitar perputaran milenium ini.
Di antaranya adalah ramalan Cayce tentang kekalutan geologis berdasarkan bergesernya poros bumi. Dia melihat pergeseran itu akan terjadi pada awal abad 21, yang mengakibatkan perubahan drastis.
Diperingatkan bahwa dunia akan diserang oleh badai listrik yang mengerikan, tornado, angin ribut, letusan gunung berapi, gelombang pasang, dan gempa bumi. Seismograf akan menampakkan getaran lembut pertama di sepanjang pantai barat Amerika Serikat dan lepas pantai Jepang; suara gemuruh akan terdengar dari kedalaman laut Pasifik, dan geiser raksasa menyemburkan air panas, uap belerang, lumpur, dan dengan keras menghantam ribuan kaki di dalam air.
Akibatnya sebagian besar Amerika Serikat bagian barat akan bergetar dan masuk ke dalam lautan dalam suatu ledakan gunung yang hilang. Bencana akan meluas ke seluruh Amerika, dan Carolina, Georgia, dan Alabama barat akan tenggelam.
Jepang akan digetarkan oleh gempa bumi pembunuh dan dihancurkan oleh gelombang pasang raksasa. New York akan menjadi miring dan Eropa utara akan hilang di bawah laut Atlantik dalam sekejap mata.
Awan dan debu zat kimia beracun juga akan menyebar ke seluruh dunia, sehingga menghalangi matahari dan menimbulkan ribuan kebakaran.
Gunung berapi, yang sebagian dianggap telah mati, akan meletus. Kilat akan sambung-menyambung di langit, dan kebakaran akan terjadi di Pantai Barat.
Dunia Dilahirkan Kembali
Pada masa mendatang bukan hanya perubahan bersifat geologis, salah satu ramalannya yang paling mengejutkan berkaitan dengan kelahiran kembali keyakinan agama di Rusia, yang akan “memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa mengkristal.”
“Sebab perubahan akan datang, dengan cara evolusi atau revolusi, dan landasan hal itu bagi seluruh dunia akan berasal dari Rusia.”
“Bukan komunisme, melainkan apa yang landasannya sama dengan jenis persaudaraan yang diajarkan Kristus dalam Kisah Rasul-Rasul 2:44, 4:32.” Cayce meramalkan bahwa Cina juga akan menjadi “buaian” Kristianitas, “setelah negara itu terbangun.”
Dia juga meramalkan bahwa dia akan dilahirkan lebih dari satu kali dalam abad pertama setelah milenium berikutnya untuk membantu pengembangan spiritual planet ini yang akan menyusul perubahan bumi besar-besaran yang sekarang terjadi atas diri kita.
Keyakinannya yang kuat memperlihatkan diri dalam jawabannya terhadap pertanyaan resah banyak orang yang selalu mengikuti ramalan bencananya: “Apa bedanya hal itu kalau kita hidup dengan benar?”
Sebagian dari visinya yang paling menarik adalah pandangannya berkaitan dengan kehancuran peradaban, dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya -peristiwa yang diramalkan terjadi pada tahun-tahun awal mileniun baru.
Selain visinya yang mengerikan tentang kekacauan global, diramalkan juga akan berakhirnya peradaban yang dikenal sekarang, yang ditandai dengan perang antara kekuatan terang melawan kekuatan kegelapan yang berhadap-hadapan untuk melakukan konflik terakhir yang sangat menentukan.
Salah satu ramalan Cayce yang membuat orang sangat penasaran adalah akan munculnya daratan Atlantis.
Ia menyebutkan Atlantis kira-kira 700 kali dalam pembacaannya, dan meramalkan bahwa benua yang sudah lama hilang ini segera akan ditemukan kembali.
Rasanya masuk akal untuk mengandaikan bahwa kemunculannya kembali akan bersamaan dengan perubahan bumi lainnya yang dramatis. Dia terutama menyebutkan kawasan di sekitar Pulau Bimini di Kepulauan Bahama, yang dilihatnya merupakan “bagian tertinggi yang ditinggalkan di atas ombak apa yang dulunya adalah benua besar.”
Daratan Atlantis Muncul Kembali
Sang “nabi yang tidur” menetapkan tempat daratan yang tenggelam ini di antara Teluk Meksiko dan Laut Tengah. Pembacaannya menunjukkan bahwa benua yang hilang lebih unggul teknologinya daripada teknologi kita yang muktahir sekalipun, tetapi dihancurkan oleh bencana buatan manusia dan bencana alam kira-kira antara 12.000 dan 17.000 tahun yang lalu.
Jatuhnya Atlantis, kata Cayce, disebabkan oleh penyalahgunaan sebuah kristal besar yang dimanfaatkan untuk mengendalikan tenaga matahari.
Penanganan yang salah ini menyebabkan kegiatan gunung berapi yang intensif dan menjerumuskan peradaban yang dulunya perkasa ke dasar samudera.
Banyak warga Atlantis yang berhasil melarikan diri sebelum bencana menimpa. “Bukti-bukti adanya peradaban Atlantis bisa ditemukan di Pegunungan Pyrenia, Maroko dan Honduras Inggris (Belize), Yucatan, dan bagian-bagian Amerika -terutama dekat Bimini serta di Gulf Stream dan sekitarnya.”
Setelah bukti ini ditemukan, warga Atlantis yang telah mengalami reinkarnasi akan tertarik untuk membangun kembali kampung halaman mereka sebelumnya.
“Banyak sekali, sebagaimana yang diceritakan, orang yang dilahirkan kembali ke bumi, yang melalui pengalamannya, berada di negeri ini.”
“Maka dengan pembangunan ini kita menemukan keinginan terpendam yang akan tidak terperi banyaknya, yang dengan suatu cara berhubungan untuk membuat bukan hanya tempat yang bisa didiami, tetapi yang tidak bisa disamai oleh tempat mana pun juga lainnya.”
Bahaya dari beberapa bencana alam yang paling mengerikan di dunia selanjutnya akan berakhir selamanya seiring ditemukannya kristal raksasa yang membentuk inti planet, dan kekuatannya untuk menciptakan gempa bumi, gelombang pasang, dan letusan gunung berapi dapat dikendalikan.
Kristal peninggalan Atlantis ini memiliki diameter lebih dari 1.000 mil, dan para ahli geologi serta ilmu pengetahuan lain akan berhasil dalam memanfaatkan kekuatan kristal raksasa itu demi kebaikan umat manusia.
Penemuan kristal itu juga akan dikaitkan dengan misteri hilangnya kapal, perahu, dan pesawat udara di Segitiga Bermuda.