Ini terjadi karena umumnya orang Asia Timur lebih memberi perhatian pada mata seseorang. Sementara orang Barat lebih suka membaca seluruh wajah, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan secara online di jurnal Current Biologi edisi Agustus 2009.
“Temuan ini menegaskan bahwa komunikasi antar manusia lebih rumit dibanding yang diperkirakan sebelumnya,” kata Rachael E. Jack, salah satu peneliti dari University of Glasgow, Skotlandia. Berarti pula bahwa ekspresi wajah yang semula dianggap universal tidak cukup bisa mewakili emosi orang yang berasal dari wilayah yang berbeda.
Jack dan koleganya merekam gerakan mata dari 13 orang Asia Timur dan 12 orang Kaukasia Barat ketika diperlihatkan gambar ekspresi wajah dan diminta mengkategorikan gambar tersebut ke dalam kelompok bahagia, sedih, kaget, takut, jijik, marah atau netral.
“Orang Barat melihat ke dalam mata dan mulut secara seimbang, sementara orang Timur lebih melihat ke mata dan tak terlalu memperdulikan mulut. Ini berarti orang Timur akan kesulitan membaca ekspresi wajah yang kelihatan sama di area mata,” kata Jack. Para peneliti akan melanjutkan temuan ini dengan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar perbedaan ideologi dan konsep serta kemampuan sosial mendasari manusia dalam memproses emosi mereka.