"Saya tidak tahu kapankah kala itu, ditengah manusia akan muncul seorang raja iblis, dia mempunyai kekuasaan yang besar, demi memenuhi keinginannya, rakyatnya membunuh, menjajah dan menjarah. Anak-anakku yang tercinta, janganlah mempercayai omongannya. Setiap katanya, akan membawa kalian kedalam dosa yang tak terhapuskan dan jurang kesengsaraan."
Ini menjadikan orang-orang teringat pada bait ramalan Nostradamus pada The Century yang mendeskripsikan "raja teror", dan pada buku kulit kambing Denise, masih ada deskripsi terhadap "raja teror" ini.
"Dia (raja teror) turun dari langit dengan membawa obor, cahaya yang redup berkedip-kedip diujung cakrawala. Masih ada seberkas cahaya besar, yang menarik orang-orang kedalam balutan jubah dewa kematian. Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami."
Deskripsi yang menggetarkan ini menimbulkan banyak terkaan dan pemikiran orang-orang, tak seorangpun dapat memberikan suatu penafsiran yang jelas. Mengenai "raja teror" dalam ramalan Nostradamus sudah kami bahas didepan, maka deskripsi dalam bait-bait ini tidaklah sulit dimengerti. "Ditengah manusia akan muncul seorang raja iblis, dia mempunyai kekuasaan yang besar" adalah menunjuk pimpinan tertinggi pemerintah komunis Tiongkok, yaitu Jiang Zemin, memanfaatkan kondisi sosial yang bobrok untuk melaksanakan kekuasaannya yang besar. Negara, tentara, dan seluruh alat komunikasi berada dibawah kendalinya. (Dia) juga menggunakan kekerasan dan kebohongan, agar rakyat mengira bahwa mematuhinya adalah perbuatan yang benar. "Demi memenuhi keinginannya, rakyat membunuh, menjajah dan menjarah" adalah menunjuk hasrat pribadi "raja iblis", melancarkan penindasan dan penganiayaan kejam terhadap praktisi Falun Gong yang memegang teguh prinsip Sejati, Baik, Sabar).
Melalui alat komunikasi yang dikendalikan, melancarkan fitnah dan penghinaan, juga melalui tekanan pemerintah menjadikan orang-orang mematuhi, menyatakan sikap mendukung pemerintah. Banyak pengikut Dafa kehilangan hak atas prinsip dasar menjadi manusia, diciduk dari rumah, disekap, sampai kepada penganiayaan yang mengakibatkan kematian, seluruh negeri masuk dalam perangkap teror. Yang tidak berlatih dikarenakan ketidak tahuan akan fakta sehingga menapaki jalan buntu menentang hukum murni alam semesta. Kemungkinan juga banyak dari orang-orang ini karena tidak mengerti pentingnya masalah ini maka tidak memperhatikan. Para peramal yang sudah mengetahui akan adanya kejadian ini, meninggalkan catatan ramalan untuk memberitahu anak cucunya : "Anak-anakku yang tercinta, , janganlah mempercayai omongannya. Setiap katanya, akan membawa kalian kedalam dosa yang tak terhapuskan dan jurang kesengsaraan."
"Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami." Peramal melihat bahwa anak cucunya akan terbasmikan oleh dosa dendam dan kebencian, kuatir namun tak berdaya, maka memohon pertolongan dewa. Sejak Juli 1999, kebohongan itu sudah menyelimuti seluruh dunia. Melalui upaya pengikut Dafa terus menerus mengklarifikasi fakta selama 3 tahun ini, sekarang ini berbagai negara dan wilayah didunia sudah menyadari fakta penganiayaan ini. Pemerintah, media massa dan rakyat dari berbagai negara semakin memperlihatkan pengertian dan dukungan terhadap Dafa, ini adalah keberuntungan mereka. Sebaliknya banyak rakyat Tiongkok hingga kini masih berada dalam terbelenggu dalam dekapan kebohongan, sang "raja iblis" itu masih saja tidak berhenti berbuat jahat, hanya dengan membuat masyarakat menyadari fakta, barulah mereka mempunyai kesempatan untuk diselamatkan. (Erabaru.or.id)